Tom Cairney Berharap untuk Dipanggil ke Timnas Skotlandia di Euro 2024 setelah Beberapa Tahun Absen
Tom Cairney, pemain tengah asal Inggris yang bermain untuk Fulham, belum kehilangan harapan untuk kembali ke panggung sepakbola internasional Skotlandia pada Euro musim panas ini.
Tom Cairney, yang lahir di Inggris, hanya memiliki dua caps untuk Timnas Skotlandia setelah pertama kali dipanggil oleh Gordon Strachan pada tahun 2017. Kedua penampilannya tersebut dalam pertandingan persahabatan, yang berarti dia masih memenuhi syarat untuk bermain untuk negara kelahirannya, yaitu Inggris. Namun, tidak ada panggilan lagi yang pernah datang, dan ia masih bisa mengenakan seragam biru Skotlandia.
Sekarang berusia 32 tahun, Cairney sebenarnya sudah termasuk dalam skuad pertama Steve Clarke, tetapi hanya menjadi cadangan tidak digunakan dalam kualifikasi Euro 2020 melawan Siprus dan Belgia. Meskipun tidak mendapatkan kesempatan di level internasional selama beberapa tahun, Cairney mengaku sangat ingin berpartisipasi di Euro 2024.
Cairney berbicara kepada talkSPORT: “Saya masih berharap bisa terlibat di Euro bersama Skotlandia. Saya telah mengikuti perkembangan tim, dan Steve Clarke telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Tim Skotlandia bermain sepakbola terbaik mereka dalam beberapa tahun terakhir.”
“Berhasil lolos ke Euro adalah prestasi besar, dan saya menjadi penggemar setia ketika menonton pertandingan mereka. Saya masih memenuhi syarat, dan jika saya terus melakukan apa yang saya lakukan, Anda tidak pernah tahu. Hal-hal aneh bisa terjadi, dan saya mungkin bisa bergabung.”
Harapan Cairney untuk Euro 2024
Cairney pernah bermain untuk Timnas Skotlandia di level pemuda, dan ketika masih menjadi pemain U-21, ia mengakui bahwa ayahnya yang berasal dari Skotlandia akan marah jika ia bermain untuk Inggris.
Ia mengatakan, “Semua pembicaraan tentang saya bermain untuk Inggris hanyalah bercandaan semata di Hull. Ayah saya selalu mengingatkan saya bahwa saya adalah orang Skotlandia, dan saya cenderung mengikuti pandangan beliau ketika datang ke sepakbola.”
“Ayah saya berasal dari Viewpark di Glasgow, dan semua keluarganya tinggal di sana. Saya menghabiskan banyak waktu di Skotlandia ketika masih kecil – saya sering mengunjungi keluarga dan ayah saya membawa saya ke pertandingan Celtic saat saya masih muda.”
“Tidak ada yang pernah menghubungi saya dari Inggris. Hanya pemain-pemain Inggris di Hull yang terus bertanya kepada saya tentang hal itu.”
Kemudian Cairney menambahkan, “Saat saya mengenakan seragam biru tua Timnas Skotlandia, itu adalah keputusan yang sudah final bagi saya. Inggris tidak menginginkan saya, tetapi itu tidak relevan. Saya tidak dapat memahami mengapa pemain yang telah bermain untuk tim nasional pemuda satu negara tiba-tiba mengubah pikiran.”
“Jika saya melakukannya, ayah saya pasti tidak akan pernah berbicara dengan saya lagi! Saya memang lahir di Inggris setelah ayah saya datang untuk bekerja di tambang, tetapi dia selalu mengatakan bahwa saya tidak bermain sepakbola seperti orang Inggris.”
“Ia sangat bangga dengan apa yang telah saya capai di level klub dan internasional. Saat saya masih kecil, ia selalu membawa saya ke mana-mana. Kami tinggal di Nottingham, tetapi saya bermain untuk Leeds, dan dia bekerja sebagai supir taksi, jadi dia selalu mengantar saya bolak-balik di jalan itu. Mobil kami sudah tua, jadi akhirnya kami pindah!”
Cairney beberapa kali tidak dapat bergabung dengan skuad Timnas Skotlandia karena cedera, dan dilaporkan bahwa Gareth Southgate, pelatih Timnas Inggris, pernah mencoba merekrutnya untuk bermain untuk Inggris pada tahun 2018.
Keputusan Cairney untuk Tetap Setia pada Skotlandia
Cairney menegaskan bahwa ia tidak hanya memiliki ikatan emosional dengan Skotlandia, tetapi juga memiliki alasan pribadi untuk tetap setia pada negara tersebut. Ayahnya yang berasal dari Glasgow, Skotlandia, memberikan pengaruh besar pada pilihannya dalam hal sepakbola. Dalam wawancaranya, Cairney membagikan cerita tentang bagaimana ayahnya selalu mengingatkannya akan akar Skotlandianya.
Ayah Cairney merupakan salah satu faktor utama yang membantu menentukan jalur sepakbola yang dipilihnya. “Ia selalu mengatakan bahwa saya adalah orang Skotlandia, dan saya cenderung mengikuti pandangan beliau ketika datang ke sepakbola,” ungkap Cairney. “Ayah saya berasal dari Viewpark di Glasgow, dan semua keluarganya masih tinggal di sana. Saya menghabiskan banyak waktu di Skotlandia saat masih kecil – sering mengunjungi keluarga, dan ayah saya membawa saya ke pertandingan Celtic saat saya masih muda.”
Pendidikan sepakbola dan pengaruh ayahnya menciptakan fondasi kuat bagi Cairney untuk tetap setia pada Timnas Skotlandia. Ia merasa keterikatannya dengan Skotlandia sangat mendalam, dan itu bukan hanya soal permainan, tetapi juga soal identitas dan warisan keluarganya.
Kesetiaan Cairney Terhadap Seragam Biru Skotlandia
Pada saat itu, banyak spekulasi tentang kemungkinan Cairney bermain untuk Timnas Inggris. Namun, Cairney dengan tegas menolak kemungkinan tersebut. “Tidak ada yang pernah menghubungi saya dari Inggris. Hanya pemain-pemain Inggris di Hull yang terus bertanya kepada saya tentang hal itu,” ungkap Cairney.
Cairney juga membagikan pengalamannya di Hull City, klub tempat ia bermain sebelum bergabung dengan Fulham. “Kami memiliki Steve Wigley sebagai asisten manajer musim lalu, dan dia terlibat di level pemuda dengan Timnas Inggris. Tetapi bahkan dia tidak pernah menyebutkannya kepada saya.”
Keputusan Cairney untuk menolak kemungkinan bermain untuk Timnas Inggris tidak hanya didasarkan pada faktor keluarganya, tetapi juga pada keyakinan pribadinya. “Saat saya mengenakan seragam biru tua Timnas Skotlandia, itu adalah keputusan yang sudah final bagi saya. Inggris tidak menginginkan saya, tetapi itu tidak relevan.”
Keinginan Ayah Cairney dan Hubungan Kekeluargaan
Dalam percakapannya, Cairney membagikan lebih banyak tentang hubungannya dengan ayahnya. “Ayah saya selalu mengatakan bahwa saya tidak bermain sepakbola seperti orang Inggris. Ia sangat bangga dengan apa yang telah saya capai di level klub dan internasional.”
Cairney juga menekankan peran ayahnya dalam mendukung karier sepakbolanya sejak dini. “Kami tinggal di Nottingham, tetapi saya bermain untuk Leeds, dan ayah saya bekerja sebagai supir taksi. Jadi, dia selalu mengantar saya bolak-balik di jalan itu. Mobil kami sudah tua, jadi akhirnya kami pindah!”
Hubungan kekeluargaan yang erat dan dukungan ayahnya membuat Cairney semakin yakin dengan keputusannya untuk tetap setia pada Timnas Skotlandia. Baginya, sepakbola bukan hanya sebuah permainan, tetapi juga cara untuk menghormati dan mewujudkan warisan keluarganya.
Kendala Cedera dalam Perjalanan Cairney
Meskipun memiliki hasrat dan tekad untuk bermain untuk Timnas Skotlandia, Cairney mengalami beberapa kendala dalam perjalanannya. Cedera sering kali menjadi penyebab utama ketidakmampuannya untuk bergabung dengan skuad nasional.
Pada beberapa kesempatan, Cairney terpaksa harus mundur dari skuad Timnas Skotlandia karena cedera. Cedera ini mempengaruhi kesempatannya untuk terus memperkuat posisinya di tim nasional. Meskipun demikian, ia tetap berusaha keras untuk kembali dan memberikan kontribusi terbaiknya.
Tawaran dari Gareth Southgate
Pada tahun 2018, nama Tom Cairney muncul dalam berita ketika Gareth Southgate, manajer Timnas Inggris, dilaporkan mencoba merekrutnya untuk bermain untuk Inggris. Tawaran ini menjadi sorotan utama di dunia sepakbola.
Gareth Southgate melihat potensi besar dalam Cairney dan ingin memanfaatkannya untuk tim nasional Inggris. Namun, Cairney dengan tegas menolak tawaran tersebut dan memilih untuk tetap setia pada Timnas Skotlandia.
Keputusan ini mencerminkan komitmen dan kesetiaannya terhadap negara asal ayahnya dan identitas sepakbolanya yang telah terbentuk sejak lama.
Harapan Cairney untuk Euro 2024
Meskipun telah melewati beberapa tahun tanpa panggilan ke Timnas Skotlandia, Cairney tidak pernah kehilangan harapannya untuk kembali ke panggung internasional. Dalam wawancaranya, ia mengungkapkan hasratnya untuk berpartisipasi di Euro 2024.
Cairney mengikuti perkembangan Timnas Skotlandia dengan antusias. Ia memberikan pujian kepada pelatih Steve Clarke atas pekerjaan luar biasa yang telah dilakukan untuk tim. “Saya telah mengikuti perkembangan tim, dan Steve Clarke telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Tim Skotlandia bermain sepakbola terbaik mereka dalam beberapa tahun terakhir.”
Prestasi Timnas Skotlandia dalam mencapai Euro 2024 diakui oleh Cairney sebagai pencapaian besar. Ia merasa bangga sebagai pendukung setia tim dan berharap bisa bergabung kembali dalam tim nasional untuk berkontribusi dalam kompetisi besar tersebut.
Tom Cairney adalah contoh nyata seorang pemain yang memilih setia pada negara asalnya meskipun memiliki peluang untuk bermain untuk negara lain. Keputusannya untuk tetap bermain untuk Timnas Skotlandia didasarkan pada akar keluarganya, identitasnya yang kuat dengan Skotlandia, dan komitmen pribadinya.
Meskipun menghadapi kendala cedera dan tawaran menggoda dari Timnas Inggris, Cairney terus menjaga tekadnya untuk kembali ke panggung internasional. Harapannya adalah dapat berpartisipasi di Euro 2024 bersama Timnas Skotlandia dan memberikan kontribusi terbaiknya untuk negara tersebut. Ia adalah contoh inspiratif bagi banyak pemain muda yang harus membuat keputusan serupa dalam karier sepakbola mereka.