Euro 2024 – Cesc Fabregas, mantan bintang Arsenal, mengungkapkan dukungannya terhadap tim lamanya dalam perjuangan mereka untuk menggulingkan dominasi Manchester City di Premier League. Dalam sebuah wawancara terbaru dengan El Larguero, Fabregas menggambarkan bagaimana Mikel Arteta, pelatih kepala Arsenal saat ini, sedang dalam proses menciptakan “monster” untuk menyaingi Manchester City yang telah mendominasi liga selama beberapa musim terakhir.
Arsenal, yang mengakhiri musim 2023/2024 dengan kemenangan 2-1 atas Everton, gagal merebut gelar juara meski berada di puncak klasemen untuk periode yang panjang. Penutupan musim ini melihat Manchester City mengalahkan West Ham, memastikan gelar juara mereka untuk keempat kalinya secara beruntun. Meskipun hanya berselisih dua poin dengan City, kekecewaan terasa mendalam bagi Arsenal yang telah menunjukkan permainan konsisten sepanjang musim.
Fabregas menyatakan kekaguman kepada Manchester City tidak hanya atas kemampuan finansial mereka tetapi juga atas keberhasilan berkelanjutan yang telah mereka raih di liga. Dia menyatakan bahwa banyak yang meremehkan pencapaian City, menganggapnya sebagai hasil biasa karena kemampuan finansial yang besar. Namun, mantan gelandang Spanyol itu menegaskan bahwa mempertahankan level permainan tinggi, terutama ketika bersaing di Liga Champions melawan klub-klub besar seperti Real Madrid, Bayern Munich, dan Barcelona, adalah hal yang sangat sulit.
Arsenal di Bawah Asuhan Arteta
Di sisi lain, Fabregas mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil Arteta dalam membangun kembali Arsenal menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Dengan pendekatan baru dan energi yang ditanamkan oleh Arteta, Arsenal dilihat sebagai tim yang mampu bersaing di puncak klasemen di musim-musim mendatang. Ini bukan hanya tentang memenangkan pertandingan, tapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk masa depan yang berkelanjutan.
Menyimak lebih dalam, Fabregas menggambarkan bagaimana perjuangan Arsenal dan Manchester City di puncak klasemen tidak hanya sebagai pertarungan antar pemain, tapi juga antar taktik dan strategi. “Mereka berdua telah menciptakan monster,” ungkap Fabregas, menekankan bahwa ini bukanlah akhir dari persaingan. Kekaguman Fabregas tidak hanya tertuju pada apa yang telah dicapai kedua tim, tapi juga pada proses berkelanjutan di balik layar—analisis, perencanaan, dan pengembangan yang tidak pernah berhenti.
Dengan penuh harap, Fabregas mengakhiri wawancaranya dengan harapan suatu hari nanti dapat berada di lapangan yang sama, tidak hanya sebagai pemain tetapi mungkin sebagai pelatih yang dapat membawa filosofi dan kegigihan serupa ke dalam permainan sepak bola. Ini adalah era di mana kekuatan baru sedang dibangun di Arsenal, dan dengan Manchester City yang tetap menjadi raja, Premier League dijamin akan menjadi panggung drama sepak bola yang tidak ada habisnya.
Ketika dua tim seperti Arsenal dan Manchester City saling bersaing, ini bukan hanya tentang kemampuan individu para pemainnya, tetapi juga tentang strategi yang dilakukan oleh manajemen dan staf pelatih. Mikel Arteta, yang telah belajar banyak selama masa jabatannya sebagai asisten pelatih di Manchester City, membawa pemahaman mendalam tentang taktik dan manajemen tim ke Arsenal. Hal ini terlihat dari cara timnya mempertahankan tekanan dan memanfaatkan peluang selama musim berlangsung, menunjukkan peningkatan yang signifikan dari musim sebelumnya.
Kinerja Arsenal sepanjang musim menunjukkan peningkatan dalam konsistensi dan ketahanan mental, aspek-aspek yang seringkali menjadi kelemahan tim dalam musim-musim sebelumnya. Di sisi lain, Manchester City, di bawah arahan Pep Guardiola, terus menunjukkan keunggulan taktis mereka. Tim ini tidak hanya mengandalkan kekuatan finansial untuk mendatangkan pemain-pemain terbaik, tetapi juga membangun kekuatan melalui pengembangan pemain muda dan pengintegrasian mereka ke dalam sistem permainan yang telah teruji.
Visi Masa Depan untuk Arsenal dan Manchester City
Pertarungan antara Arsenal dan Manchester City tidak terbatas pada pertandingan yang mereka mainkan satu sama lain, tetapi juga dalam cara mereka mempersiapkan masa depan klub. Kedua tim memiliki akademi yang kuat dan terus menginvestasikan waktu serta sumber daya untuk mengembangkan talenta muda. Pengaruh ini tidak hanya meningkatkan kualitas permainan di tingkat klub tetapi juga memberi dampak positif pada sepak bola Inggris secara keseluruhan.
Di Arsenal, Arteta telah memperkenalkan beberapa pemain muda ke dalam lineup utama, memberikan mereka kesempatan untuk tumbuh dalam tekanan pertandingan Premier League. Ini tidak hanya membantu dalam membangun kedalaman skuad tetapi juga memastikan bahwa tim memiliki kelanjutan generasi pemain yang bisa mengambil alih di masa depan. Di Manchester City, Guardiola dikenal akan kecenderungannya untuk merotasi skuad, memberikan kesempatan bermain yang cukup kepada semua pemain, sehingga memelihara persaingan dan kesegaran tim.
Dalam menciptakan “monster” yang dibicarakan oleh Fabregas, kedua pelatih, Arteta dan Guardiola, menunjukkan pendekatan yang berbeda namun saling melengkapi. Guardiola fokus pada permainan yang mengontrol, dengan penguasaan bola sebagai kunci, sementara Arteta mengadaptasi filosofi ini dengan menambahkan elemen kecepatan dan kejutan dalam serangan balik. Perbedaan pendekatan ini menciptakan dinamika yang menarik dalam pertarungan taktik antara Arsenal dan Manchester City.
Arsenal dalam Perjalanan Menjadi Juara
Melihat ke depan, jelas bahwa Arsenal berada di jalur yang benar untuk kembali menjadi pesaing serius untuk gelar. Meskipun mereka belum siap untuk sepenuhnya menggulingkan Manchester City musim ini, langkah-langkah yang diambil oleh Arteta menunjukkan janji untuk masa depan. Kesuksesan tidak hanya diukur melalui trofi, tetapi juga melalui kemajuan yang dibuat setiap musim.
Dengan dukungan penuh dari mantan pemain seperti Cesc Fabregas dan strategi yang terus berkembang, Arsenal mungkin tidak lama lagi akan berada di posisi untuk tidak hanya bersaing tetapi juga memenangkan Premier League, mengakhiri dominasi Manchester City dan menciptakan era baru dalam sepak bola Inggris. Dengan demikian, persaingan antara dua klub ini bukan hanya tentang memenangkan pertandingan, tetapi juga tentang menulis bab baru dalam sejarah sepak bola.